Dosis Ardium 500 mg : obatwasir.id

Halo semua! Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang dosis ardium 500 mg – obat yang umum digunakan untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Ardium 500 mg juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit jantung tertentu. Namun, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang dosis ardium 500 mg, kita perlu tahu terlebih dahulu apa itu ardium.

Apa itu Ardium 500 mg?

Ardium 500 mg adalah obat yang mengandung zat aktif perindopril tert-butilamin. Obat ini termasuk dalam golongan ACE inhibitor dan bekerja dengan cara merelaksasi pembuluh darah, sehingga membantu menurunkan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, ardium 500 mg juga dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

Bagaimana Cara Kerja Ardium?

Ardium 500 mg bekerja dengan cara memblokir enzim ACE (Angiotensin Converting Enzyme), yang biasanya bertanggung jawab untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II merupakan hormon yang dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah. Dengan memblokir ACE, ardium 500 mg dapat merelaksasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.

Dosis Ardium 500 mg untuk Dewasa

Bentuk Sediaan Dosis Frekuensi Pemakaian
Tablet Ardium 500 mg 1 tablet Sekali sehari

Dosis ardium 500 mg biasanya diberikan dalam bentuk tablet dan dikonsumsi sekali sehari. Namun, dosis dapat bervariasi tergantung pada kondisi medis seseorang dan rekomendasi dokter. Penting untuk selalu mengikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat.

Dosis Ardium 500 mg untuk Lansia

Untuk pasien lansia atau orang yang memiliki masalah ginjal, dosis ardium 500 mg dapat disesuaikan oleh dokter. Selalu ikuti anjuran dokter dan jangan mengubah dosis sendiri tanpa berkonsultasi terlebih dahulu.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlewat Dosis Ardium 500 mg?

Jika terlewat dosis ardium 500 mg, sebaiknya segera diambil untuk menghindari efek samping atau efek buruk pada kesehatan. Namun, jangan menggandakan dosis jika terlewat dosis sebelumnya. Sebaiknya tunggu jeda waktu antar dosis yang biasanya sekitar 24 jam.

Efek Samping Ardium 500 mg

Setiap obat memiliki efek samping yang mungkin terjadi pada beberapa orang. Adapun efek samping yang mungkin terjadi pada pengguna ardium 500 mg antara lain:

Umum

• Kepala pusing
• Mual dan muntah
• Batuk kering

Jarang

• Pusing yang berat
• Gangguan fungsi ginjal
• Hipersensitivitas (reaksi alergi)

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa yang harus dilakukan jika terjadi overdosis ardium 500 mg?

Jika terjadi overdosis ardium 500 mg, segera periksakan ke dokter atau ke rumah sakit terdekat. Gejala overdosis antara lain tekanan darah rendah, pusing, dan kebingungan. Jangan mencoba untuk memuntahkan isi perut atau memberi obat lain tanpa rekomendasi dari dokter.

2. Apakah ardium 500 mg boleh dikonsumsi saat hamil atau menyusui?

Ardium 500 mg tidak boleh dikonsumsi saat hamil atau menyusui. Sebelum mengonsumsi obat, selalu konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk mengetahui risiko dan manfaat penggunaan obat pada kondisi tersebut.

3. Apakah ardium 500 mg dapat menyebabkan ketergantungan?

Tidak, ardium 500 mg tidak menyebabkan ketergantungan. Namun, jangan menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

4. Apakah ardium 500 mg dapat menimbulkan interaksi obat?

Ya, ardium 500 mg dapat menimbulkan interaksi obat dengan beberapa jenis obat lain, seperti diuretik, penghambat ACE, dan NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs). Oleh karena itu, selalu informasikan penggunaan obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi kepada dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi ardium 500 mg.

5. Apakah ardium 500 mg dapat mengganggu aktivitas sehari-hari?

Tidak, penggunaan ardium 500 mg tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, jika Anda merasakan efek samping yang mengganggu seperti pusing atau mual, sebaiknya menghindari melakukan aktivitas yang memerlukan konsentrasi tinggi seperti mengemudi atau menggunakan mesin.

Demikianlah artikel tentang dosis ardium 500 mg. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat dan mengikuti anjuran dokter atau petunjuk pada kemasan obat. Terima kasih sudah membaca!

Sumber :